07
Desember
undefined
DESKRIPSI PANTI ASUHAN ST. THERESIA MALANG
Posted in 0 komentar
“Nasib bangsa ditentukan oleh para anak
mudanya” kiranya semboyan itu selalu menyadarkan dan mengingatkan kita
betapa penting status anak bagi masa depan suatu bangsa. Tidak ada satu anak
pun yang tidak menginginkan kesejahteraan dan kebahagiaan dalam hidupnya,
apalagi kesejahteraan dan kebahagiaan itu didapatinya dalam suatu komponen
keluarga yang utuh terutama dengan adanya orangtua. Namun, kenyataan yang
terjadi khususnya di Kota Malang masih banyak kita jumpai anak-anak terlantar
yang karena keadaan tersebut menyebabkan dia tidak mempunyai kesempatan yang
cukup untuk dapat tumbuh dan berkembang secara wajar baik secara jasmani,
rohani maupun sosial. Selain belum matang jasmani dan rohaninya mereka juga
mengalami nasib yang kurang beruntung. Keadaan ini juga dapat disebabkan karena
salah satu orang tuanya bekerja sepanjang hari sehingga tidak dapat menjalankan
fungsinya sebagaimana mestinya.
Panti
asuhan yang pada akhirnya berdiri menjadi salah satu alternatif utama dalam
menangani masalah sosial anak-anak terlantar tersebut. Sebuah panti asuhan yang
tersistem sedimikian rupa dalam mengasuh dan membina anak-anak, berperan
sebagai pengganti orang tua dan berusaha memberikan pelayanan yang sedemikian
rupa baik dalam segi penyediaan fasilitas, jasmani, rohani, moral, maupun
intelektual sehingga anak-anak tersebut merasa terjamin hidupnya.
Panti
Asuhan ST. Theresia yang merupakan salah salah satu Panti Asuhan terletak di Jln. Jaksa Agung Sucipto Kecamatan Klojen
Kota Malang ini juga bertujuan untuk membantu anak-anak terlantar
melalui bimbingan, pembinaan dan asuhan panti. Bangunan kuno era-Belanda adalah
arsitektur yang sangat mendominasi bangunan di Panti Asuhan ST. Theresia
terlihat dari gaya atap dan jendela serta beberapa ruangan yang benar-benar
membuktikan bahwa umur Panti Asuhan ST. Theresia sudah cukup tua yaitu sudah
berumur 65 tahun dimulai sejak tahun 1948. Panti Asuhan yang terlihat kecil
dari luar ini ternyata memiliki ruangan yang cukup luas pada bagian dalamnya
seperti: ruang tidur anak-anak, ruang tidur para suster, ruang do’a, ruang makan, ruang perpusakaan,
dapur, MCK, ruang belajar, dan lain-lain. Panti Asuhan ini sangat teduh karena
dikelilingi banyak pohon besar di halaman depan panti seperti pohon Mangga,
Alpukat, Jeruk dan beberapa bunga seperti bunga Anggrek dan Matahari. Di
halaman depan panti juga terdapat taman kecil dengan tiga ayunan dan lapangan
dengan ukuran tidak seberapa besar dan dua ring basket lapangan ini kemudian
digunakan anak panti untuk bermain bulutangkis ataupun basket.
Anak asuh yang berada di Panti Asuhan ST.
Theresia ini datang dari berbagai latar belakang seperti: yatim, yatim-piatu,
anak kiriman dari beberapa daerah Sidoarjo, Blitar, Jawa Tengah dan dari luar
pulau seperti Flores terdapat juga anak-anak terlantar (orang tuanya sibuk
bekerja) dan anak-anak yang sengaja dikirim ke Panti Asuhan karena sifatnya
yang nakal. Jumlah anak asuh di Panti Asuhan ini tidak terlalu banyak yaitu
hanya 21 orang dan semuanya perempuan. Anak-anak asuh ini tergolong dari 9
orang anak SD, 8 orang anak SMP, dan 4 orang anak SMA. Tidak sepenuhnya
anak-anak asuh di Panti Asuhan ST. Theresia adalah anak-anak yang berstatus
yatim-piatu. Anak-anak yang benar-benar yatim-piatu adalah 7 orang, anak-anak piatu 4 orang dan sisanya anak-anak yang
masih mempunyai orang tua dan anak-anak kiriman luar daerah dan luar pulau.
Jumlah
suster yang terdapat di Panti Asuhan pun hanya 4 orang terdiri dari 1 orang
suster sebagai pemimpin yaitu suster Immakulata (Banyuwangi) dan 3 suster
lainnya sebagai Pembina. Ada
juga 3 orang juru masak tetap di Panti Asuhan ini yang setiap harinya datang
pukul 07.00-15.00 WIB. Suster-suster yang ada di Panti Asuhan ST. Theresia ini ternyata tidak
bersifat paten dalam mengemban
tugasnya mengasuh anak, mereka harus selalu siap dipindahtugaskan ketempat lain
saat menerima perintah dari atasan yang disebut dengan sistem rolling. Umumnya mereka akan di rolling
ke Flores atau Panti Jompo Lawang atau Joyogiri atau bahkan kemanapun mereka
dibutuhkan untuk mengabdikan dirinya.
Panti
Asuhan ST. Theresia dapat dikatakan sebagai suatu lembaga kesejahteraan sosial
yang menjadikan dirinya sebagai keluarga pengganti sekaligus tempat tinggal
bagi anak-anak asuh. Hal ini kemudian terlihat dari penjelasan suster
Immakulata yang mengatakan bahwa tujuan awal dibangunnya Panti Asuhan ini yaitu
untuk membantu dan membahagiakan orang lain maka dari itu Panti Asuhan ST.
Theresia tidak “mencari” anak tetapi “menerima” anak. Untuk dapat menjadi
seorang anak asuh di Panti Asuhan ST.Theresia harus melewati beberapa prosedur,
diantaranya:
1.
Suster-suster akan melakukan survey rumah untuk
membuktikan bahwa anak tersebut layak/tidak untuk menjadi anak asuh.
2.
Selama berstatus sebagai anak panti WAJIB mematuhi
segala peraturan panti termasuk tidak membawa HP dan uang.
3.
Datang bersama wali sebagai bentuk pertanggungjawaban
keluarga jika terjadi sesuatu pada si anak.
4.
Menceritakan bagaimana pribadi anak agar suster-suster
dapat memperlakukan anak tersebut dengan baik
Dalam
melakukan pelayanannya Panti Asuhan ST. Theresia yang berada dalam naungan ORDO
(organisasi) Misericordia (Bahasa
latin: berbelas kasih) mempunyai kantor yayasan pusat yang terletak di Jln.
Nusa Kambangan Malang. Mereka juga memiliki banyak rumah karya seperti: Rumah
Sakit, AKPER, Panti Asuhan, Panti Jompo dan lain-lain. Jika ada anak-anak panti
yang sakit mereka akan langsung dibawa ke Rumah Sakit yang berada di Jalan Nusa
Kambangan karena merupakan rumah karya mereka sendiri. Sumber dana yang
mengalir di Panti Asuhan ST. Theresia ini selain berasal dari yayasan pusat
dana juga mengalir dari para orang tua asuh dan alumni-alumni yang masih
menjalin hubungan baik dengan panti.
Setiap 5 tahun sekali akan ada pertemuan besar antara orang tua asuh,
para suster, yayasan pusat dan juga para alumni hal ini dimaksudkan untuk
mempererat jalinan persaudaraan.
Panti
Asuhan ST. Theresia selalu berusaha memberikan pelayanan kesejahteraan sosial
yang terbaik bagi anak asuhnya dimaksudkan agar anak asuhnya dapat tumbuh
manjadi anak yang baik, penuh cinta kasih, dan mandiri. Pelayanan itu seperti:
1.
Pengasuhan anak 24 jam non-stop yang setiap harinya
akan selalu terkontrol oleh 3 suster pembina. Seluruh kegiatan anak panti akan
secara otomatis terpantau oleh para suster mulai dari bangun tidur hingga
kembali tidur
2.
Pendidikan
formal
3.
Kegiatan olahraga dan kerja bakti untuk meningkatkan
rasa solidaritas
4.
Teguran dan hukuman bagi yang melanggar aturan terbukti
jika ada yang mendapat nilai jelek saat ujian si anak akan lebih di intensifkan
belajar dan tidak boleh keluar pada minggu ke-3 serta tidak boleh menonton televisi
Kegiatan
kerohanian anak-anak Panti Asuhan ST. Theresia terjadi saat pagi jam 04.30 WIB dan
juga jam 18.00 WIB kemudian di hari Minggu mereka rutin ke gereja. Anak-anak
Panti Asuhan ST. Theresia mempunyai jadwal satu kali dalam seminggu yaitu pada
hari Sabtu untuk menonton televisi dan mereka diperbolehkan untuk jalan-jalan
keluar panti sesuka hati pada minggu ke-3 setiap bulan. Hampir tidak ada waktu
luang saat hari-hari sekolah yaitu Senin-Sabtu karena pagi-siang hari mereka
berangkat sekolah, siang-sore hari beristirahat dan bersantai, malam hari waktu
belajar untuk kemudian mereka tidur maksimal pukul 21.00 untuk anak SD dan
pukul 22.00 untuk anak SMP dan SMA.
0 komentar:
Posting Komentar